Komponen Mobil Perlu Diperiksa Kerusakannya Setelah Terendam Banjir, Nomor 4 Paling Rawan
loading...
A
A
A
Begitu air masuk, maka oli di dalamnya akan terkontaminasi. Oli yang tercampur air akan berwarna kecoklatan seperti kopi susu dan kehilangan daya lumasnya secara drastis.
Selain itu, air akan membuat komponen mesin lebih rentan terkena karat. Namun sebelum karat terjadi, daya lumas oli yang berkurang akan membuat bagian yang bergesekan menjadi aus secara dini. Pada transmisi otomatis, pelumas yang terkontaminasi air akan menyebabkan kerusakan di pelat kopling berlapisnya.
3. Transmisi Ngadat
Pada mobil bertransmisi manual, sangat diharamkan memarkir mobil sesaat setelah menerjang banjir. Air yang merembes ke kopling, akan membuat kopling dan dekrup menjadi lembab. Kelembaban ini mengakibatkan terjadi adhesi yang kuat antara pelat kopling dan sekrup.
Saat transmisi dalam posisi netral, kopling dalam posisi lepas sehingga plat kopling dan dekrup saling melekat kencang. Jika dibiarkan semalaman, dampaknya transmisi mobil tidak akan bisa dioperasikan.
4. ECU Korslet
Jika mobil terendam banjir, ada peluang korsleting pada Engine Control Unit (ECU) yang menjadi otak dari mobil modern. Banyak mobil keluaran baru memiliki ECU yang diletakkan di dalam ruang mesin. Posisi ini jelas rentan terkena air saat melibas banjir.
Jika sampai terjadi korsleting, maka kamu tidak ada pilihan lain yaitu harus mengganti ECU baru, karena ECU ini tidak disarankan untuk diservis.
Lalu apakah kondisi yang sama juga berlaku buat mobil yang terendam banjir rob. Nah, hal itu justru berbeda lagi. Rifat Sungkar, praktisi safety driving dan Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) justru mengatakan mobil yang terendam banjir rob mau tidak mau harus diganti seluruh part atau komponennya.
Menurut dia tingkat oksidasi air laut akan sangat berbahaya buat kendaraan. Tidak hanya mobil tapi juga motor. Menurutnya jangan sampai ada air laut yang masih menempel di setiap bagian mobil dan motor.
Selain itu, air akan membuat komponen mesin lebih rentan terkena karat. Namun sebelum karat terjadi, daya lumas oli yang berkurang akan membuat bagian yang bergesekan menjadi aus secara dini. Pada transmisi otomatis, pelumas yang terkontaminasi air akan menyebabkan kerusakan di pelat kopling berlapisnya.
3. Transmisi Ngadat
Pada mobil bertransmisi manual, sangat diharamkan memarkir mobil sesaat setelah menerjang banjir. Air yang merembes ke kopling, akan membuat kopling dan dekrup menjadi lembab. Kelembaban ini mengakibatkan terjadi adhesi yang kuat antara pelat kopling dan sekrup.
Saat transmisi dalam posisi netral, kopling dalam posisi lepas sehingga plat kopling dan dekrup saling melekat kencang. Jika dibiarkan semalaman, dampaknya transmisi mobil tidak akan bisa dioperasikan.
4. ECU Korslet
Jika mobil terendam banjir, ada peluang korsleting pada Engine Control Unit (ECU) yang menjadi otak dari mobil modern. Banyak mobil keluaran baru memiliki ECU yang diletakkan di dalam ruang mesin. Posisi ini jelas rentan terkena air saat melibas banjir.
Jika sampai terjadi korsleting, maka kamu tidak ada pilihan lain yaitu harus mengganti ECU baru, karena ECU ini tidak disarankan untuk diservis.
Lalu apakah kondisi yang sama juga berlaku buat mobil yang terendam banjir rob. Nah, hal itu justru berbeda lagi. Rifat Sungkar, praktisi safety driving dan Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) justru mengatakan mobil yang terendam banjir rob mau tidak mau harus diganti seluruh part atau komponennya.
Menurut dia tingkat oksidasi air laut akan sangat berbahaya buat kendaraan. Tidak hanya mobil tapi juga motor. Menurutnya jangan sampai ada air laut yang masih menempel di setiap bagian mobil dan motor.