Dunia Dikepung Sampah Elektronik, Negara Mana Penyumbang Terbesarnya?
Sabtu, 04 Juli 2020 - 17:07 WIB
Berdasarkan Keputusan Prancis tentang Pencegahan dan Pengelolaan Limbah Peralatan Listrik dan Elektronik (WEEE) yang mulai berlaku pada 13 Agustus 2005, pembiayaan pengumpulan dan daur ulang semua peralatan listrik dan elektronik limbah (WEEE) yang timbul dari peralatan yang dibeli sebelum 13 Agustus 2005 adalah tanggung jawab pelanggan.
Ini terlepas dari apakah peralatan sedang diganti dengan peralatan baru dari TE. Peralatan yang dibeli sebelum 13 Agustus 2005 disebut sebagai WEEE Bersejarah.
9. Indonesia (1,3 juta metrik ton dan 4,9 kg per kapita)
Data yang dirilis United Nations University bertajuk The Global E-Waste Monitor 2014 menyebutkan, setiap orang Indonesia rata-rata membuang limbah elektronik sekitar tiga kilogram. Secara total jumlahnya mencapai 745 kiloton yang merupakan terbesar di Asia Tenggara.
Dengan sampah elektronik yang sedemikian besar, Indonesia ternyata baru sebatas memiliki fasilitas pengelolaan untuk pemisahan (dismantling) komponen elektronik yang beberapa mengandung mineral berharga, seperti tembaga dan emas.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada empat wilayah tempat pemisahan komponen elektronik yakni Batam, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Tangerang. (Baca juga: Berlaku Hari Ini, Begini Alasan Larangan Penggunaan Kantong Plastik di Jakarta)
10. Italia (1,2 juta metrik ton dan 18,9 kh per kapita)
tulis komentar anda