Sedihnya Nasib Pencipta Wiper Kaca Mobil, Tak Pernah Dapat Untung dari Karyanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apa jadinya jika kaca mobil tidak punya wiper ? Tentu akan sangat membahayakan buat penumpangnya terutama saat hujan tiba.
Saat ini semua mobil diwajibkan memasang wiper kaca mobil. Sampai-sampai jika tidak punya maka mobil itu tidak akan diizinkan untuk diproduksi.
Jadi sangat wajar jika banyak orang patut bersyukur ada orang yang terpikir membuat pembuat wiper kaca mobil. Setidaknya anak keturunan dari pembuat wiper kaca mobil juga bisa bangga melihat karya keluarganya bisa dipakai hingga sekarang.
Setidaknya mereka juga bisa kecipratan untung atau finansial karena karya tersebut benar-benar dibutuhkan dalam pembuatan mobil.
Sayangnya nasib miris justru dialami oleh Mary Anderson, pembuat wiper kaca mobil. Disebutkan The Drive hingga kini Mary Anderson dan keluarganya justru sama sekali tidak pernah mendapatkan untung dari kreasinya itu.
Padahal sebelum wiper kaca mobil dibuat tidak ada satu orang pun terpikir membuat komponen tersebut. Semuanya bermula saat Mary Anderson pergi belanja di sebuah supermarket pada 1902.
Saat sampai di supermarket dia kesal karena kendaraan troli yang dia gunakan ke supermarket kesulitan melihat jalan. Sopir kendaraan troli itu selalu turun dari kendaraan untuk membersihkan kaca yang tertutup dengan salju.
Saat itu sebenarnya banyak orang menganggap hal itu biasa. Tapi tidak buat Mary Anderson. Dia justru melihat kondisi itu sangat berbahaya dan buang-buang waktu.
Sepulangnya dari supermarket dia langsung terpikir membuat sebuah alat yang bisa dipasang di kaca mobil guna membersihkan salju yang menghalangi pandangan pengemudi kendaraan troli.
Dia kemudian meminta seorang desainer untuk membuat sebuah bilah karet yang dapat terus membersihkan kaca depan tanpa perlu menghentikan laju ken daraan troli. Desainer itu juga diminta agar bilah karet itu dioperasikan dengan tangan pengemudi kendaraan troli.
Di saat yang bersamaan dia kemudian mematenkan karya tersebut. Sayangnya meski paten sudah diterima, Mary Anderson justru kesulitan memproduksi massal karyanya itu karena alasan yang sangat aneh.
"Mereka menilai perangkat itu sangat mengganggu pengemudi. Padahal faktnya banyak pengemudi tidak dapat melihat jalan saat hujan dan turun salju. Yang jelas lebih berbahaya," sebut The Drive.
Selain itu isu seksisme juga dialami oleh Mary Anderson. Banyak orang menganggap perempuan tidak mampu berpikir inovatif. Hal itu yang membuat Mary Anderson kesulitan mendapatkan rekan pengusaha yang bisa mewujudkan wiper kaca mobil buatannya.
Akhirnya paten yang dimiliki oleh Mary Anderson kadaluwarsa. Mary Anderson juga tidak punya keturunan yang berkepentingan meneruskan paten tersebut.
Karya Mary Anderson pun akhirnya terkatung-katung sia-sia. Apalagi saat itu secara momen, industri otomotif yang fokus pada kendaraan roda empat juga belum berkembang pesat.
Baru pada 1922 perusahaan mobil asal Amerika Serikat Cadillac kemudian mencoba memasang wiper kaca mobil yang dibuat oleh Mary Anderson. Saat itu Cadillac sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeser pun dalam memasang komponen itu karena memang patennya sudah kadaluwarsa.
Mereka juga tidak salah jika harus meniru paten yang sudah ada. Yang mereka lakukan tinggal membuatnya jadi lebih baik lagi.
Hebatnya saat itu semua orang langsung terkagum-kagum dengan bilah karet yang dipasang di mobil tersebut. Seperti keinginan Mary Anderson, pengemudi mobil tidak perlu turun dari mobil hanya untuk membersihkan kaca mobil saat salju turun atau hujan deras tiba.
"Sayangnya seperti semua penemu yang datang dari kalangan menengah kecil, Mary Anderson tidak pernah dapat keuntungan apa pun dari inovasinya," tulis situs GM Volt.
Saat ini semua mobil diwajibkan memasang wiper kaca mobil. Sampai-sampai jika tidak punya maka mobil itu tidak akan diizinkan untuk diproduksi.
Jadi sangat wajar jika banyak orang patut bersyukur ada orang yang terpikir membuat pembuat wiper kaca mobil. Setidaknya anak keturunan dari pembuat wiper kaca mobil juga bisa bangga melihat karya keluarganya bisa dipakai hingga sekarang.
Setidaknya mereka juga bisa kecipratan untung atau finansial karena karya tersebut benar-benar dibutuhkan dalam pembuatan mobil.
Sayangnya nasib miris justru dialami oleh Mary Anderson, pembuat wiper kaca mobil. Disebutkan The Drive hingga kini Mary Anderson dan keluarganya justru sama sekali tidak pernah mendapatkan untung dari kreasinya itu.
Padahal sebelum wiper kaca mobil dibuat tidak ada satu orang pun terpikir membuat komponen tersebut. Semuanya bermula saat Mary Anderson pergi belanja di sebuah supermarket pada 1902.
Saat sampai di supermarket dia kesal karena kendaraan troli yang dia gunakan ke supermarket kesulitan melihat jalan. Sopir kendaraan troli itu selalu turun dari kendaraan untuk membersihkan kaca yang tertutup dengan salju.
Saat itu sebenarnya banyak orang menganggap hal itu biasa. Tapi tidak buat Mary Anderson. Dia justru melihat kondisi itu sangat berbahaya dan buang-buang waktu.
Sepulangnya dari supermarket dia langsung terpikir membuat sebuah alat yang bisa dipasang di kaca mobil guna membersihkan salju yang menghalangi pandangan pengemudi kendaraan troli.
Dia kemudian meminta seorang desainer untuk membuat sebuah bilah karet yang dapat terus membersihkan kaca depan tanpa perlu menghentikan laju ken daraan troli. Desainer itu juga diminta agar bilah karet itu dioperasikan dengan tangan pengemudi kendaraan troli.
Di saat yang bersamaan dia kemudian mematenkan karya tersebut. Sayangnya meski paten sudah diterima, Mary Anderson justru kesulitan memproduksi massal karyanya itu karena alasan yang sangat aneh.
"Mereka menilai perangkat itu sangat mengganggu pengemudi. Padahal faktnya banyak pengemudi tidak dapat melihat jalan saat hujan dan turun salju. Yang jelas lebih berbahaya," sebut The Drive.
Selain itu isu seksisme juga dialami oleh Mary Anderson. Banyak orang menganggap perempuan tidak mampu berpikir inovatif. Hal itu yang membuat Mary Anderson kesulitan mendapatkan rekan pengusaha yang bisa mewujudkan wiper kaca mobil buatannya.
Akhirnya paten yang dimiliki oleh Mary Anderson kadaluwarsa. Mary Anderson juga tidak punya keturunan yang berkepentingan meneruskan paten tersebut.
Karya Mary Anderson pun akhirnya terkatung-katung sia-sia. Apalagi saat itu secara momen, industri otomotif yang fokus pada kendaraan roda empat juga belum berkembang pesat.
Baru pada 1922 perusahaan mobil asal Amerika Serikat Cadillac kemudian mencoba memasang wiper kaca mobil yang dibuat oleh Mary Anderson. Saat itu Cadillac sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeser pun dalam memasang komponen itu karena memang patennya sudah kadaluwarsa.
Mereka juga tidak salah jika harus meniru paten yang sudah ada. Yang mereka lakukan tinggal membuatnya jadi lebih baik lagi.
Hebatnya saat itu semua orang langsung terkagum-kagum dengan bilah karet yang dipasang di mobil tersebut. Seperti keinginan Mary Anderson, pengemudi mobil tidak perlu turun dari mobil hanya untuk membersihkan kaca mobil saat salju turun atau hujan deras tiba.
"Sayangnya seperti semua penemu yang datang dari kalangan menengah kecil, Mary Anderson tidak pernah dapat keuntungan apa pun dari inovasinya," tulis situs GM Volt.
(wsb)